Laman

Jumat, 12 Januari 2018

CERITA REKOR 1000 KANCAH WAJIK DHARMASRAYA Bag. 1

Seribu kancah wajik, itulah salah satu nama agenda yang ada di daftar jadwal kegiatan HUT Dharmasraya ke 14. Salah satu agenda yang baru, karena pada kesempatan sebelumnya belum pernah diadakan. Dan merupakan sala satu misi pemkab kabupaten Dharmasraya untuk membuat rekor MURI.

***


Saya bangun di pagi hari minggu seperti biasanya, tapi hari ini saya tak bisa berleha-leha, jam tujuh saya sudah berangkat mandi. Padahal hari-hari minggu sebelumnya saya kebanyakan mandi setelah zuhur mendekat. Kali ini berbeda, mungkin semua masyarakat Dharmasraya merasakan apa yang saya rasakan.

Selesai berpakain dengan setelan bewarna merah, sesuai dengan janji. Mengudap sedikit ubi jalar rebus untuk pengganjal perut, saya pergi duduk ke depan kedai. Menunggu teman. Kami janjian berangkat bersama ke GOR Dharmasraya, tempat akan diadakannya salah satu agenda besar di HUT kab. dharmasraya: "1000 Kancah wajik".

Setelah beberapa menit menunggu, teman saya pun datang. Mengobrol sebentar, lalu berangkat dengan motor ke lokasi yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah saya. Belum sampai ke persimpangan menuju lokasi, jalanan sudah macet. Penuh sesak oleh mobil dan motor. Namun karena kami menggunakan motor dan teman saya terbilang mahir berzig-zag ria, akhirnya tiba juga di persimpangan.

Luar binasa, macet masih mengular sampai menuju arah GOR, penuh sesak oleh moto, mobil pribadi dan pick up yang mengangkut kancah, kayu bakar, meja dan ibu-ibu berbaju basiba bewarna merah menyala. Sebuah pemandangan yang luar biasa dan membuat stress.

kami putuskan untuk menepi di warung yang ada di pinggir jalan, lebih baik  menunggu disini sampai macet reda dari pada harus ikut merayap di kemacetan. Bertemu pula kami dengan seorang teman lagi di sana dan akhirnya satu lagi, akhirnya jadi juga kami mengisi perut sambil minum teh panas yang gelasnya anyir berbau telur.

Selang beberapa waktu kemudian, mungkin satu jam. Macet belum kunjung reda. Datanglah seorang teman lagi dengan raut sedikit marah. Mungkin karena kami hanya duduk-duduk saja di kedai. dengan nada sedikit keras dia minta kami untuk menjinjing kana. kayu bakar, beberapa alat dan bahan lain menuju lokasi pembuatan wajik. Barang-barang itu ada di atas mobil pick up. Jadilah, kalau menunggu dengan mobil sejam lagi belum tentu akan sampai-sampai.

Setiba di lokasi semrawut luar binasa, orang-orang mendirikan tungku di tempat yang mereka suka, terlihat ada yang berebut juga. Separuh lagi asap sudah mulai mengepul memedihkan mata. Beberpa teman mulai tampak gelisah karena barang-barang kami belum sampai juga. Sedang kamai santai-santai saja, hehe.

Acara ini memang melibatkan semua pihak, mulai dari tingkat kecamatan, nagari, jorong, sekolah, instansi pemerintah ikut mengirim kelompok untuk membuat wajik. Bahkan ada yang mengirim lebih dari satu kelompok. Sungguh luar biasa semrawut dan ramai saat itu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar