Laman

Sabtu, 20 November 2010

Jumat, 01 Oktober 2010

PERANAN PEMUDA ISLAM

Oleh : H. Mahyeldi Ansharullah, SP




Sejak dahulu kala, bahkan jauh sebelum agama Islam muncul di muka bumi, para nabi dan rasul telah diutus untuk menyampaikan wahyu Allah SWT dan syari’at-Nya kepada umat manusia. Para rasul itu adalah orang-orang terpilih dari kalangan pemuda. Di antara mereka ada yang diberi kemampuan luar biasa dalam berargumen dan berdebat, sebelum usianya genap delapan belas tahun.

Nabi Ibrahim AS, misalnya, seperti dijelaskan dalam Al-Qur’an, adalah pemuda yang sering berdebat dengan kaumnya, menentang peribadatan kepada patung-patung yang tidak dapat bicara, memberi manfaat dan mudharat. Kita juga ingat kisah Ashabul Kahfi yang tergolong pengikut Nabi Isa A.S. Mereka adalah anak-anak muda yang menolak kembali agama nenek moyang mereka, menolak menyembah selain Allah SWT. Mereka bermufakat mengasingkan diri dari masyarakat dan berlindung dalam suatu gua, karena jumlah mereka relatif sedikit yakni tujuh orang di antara masyarakat penyembah berhala. Fakta sejarah ini terekam jelas dalam Al-Qur’an surat Al Kahfi ayat 9-26, yang di antaranya :

”(Ingatlah) tatkala pemuda-pemuda itu mencari tempat berlindung ke dalam gua lalu mereka berdo’a : ‘Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam urusan kami (ini)’.” (Q.S. Al-Kahfi : 10)

“Kami ceritakan kisah mereka kepadamu (Muhammad) dengan sebenarnya. Sesungguhnya mereka itu adalah pemuda-pemuda yang beriman kepada Tuhan mereka (Sang Pencipta), dan Kami tambahkan kepada mereka petunjuk”. (Q.S. Al-Kahfi : 13)

Potensi Besar Pemuda dalam Kehidupan Masyarakat

Demikian keadaan dan peran golongan pemuda. Kiprah mereka telah terukir indah dalam tinta emas sejarah. Mereka merupakan tonggak dan potensi besar suatu kehidupan. Terlebih kelompok pemuda seperti pelajar dan mahasiswa, karena selain diharapkan oleh umat, peranan mereka pun sangat didambakan oleh kelompok masyarakat lainnya sebagai pionir perubahan ke arah yang lebih baik. Posisi mereka sebagai “pelajar/mahasiswa” memang menjadi peluang bagi mereka untuk mengembangkan potensi sebesar-besarnya. Tidak heran jika perubahan sosial politik diberbagai belahan dunia dipelopori oleh gerakan pemuda. Sebagian sahabat yang menyertai Rasulullah SAW dalam memperjuangkan Islam yang akhirnya berhasil menguasai lebih dari dua pertiga belahan bumi adalah para pemuda yang menjadi murid Rasulullah SAW.

Secara fitrah, masa muda merupakan jenjang kehidupan manusia yang paling optimal. Dengan kematangan jasmani, perasaan dan akalnya, sangat wajar jika pemuda- memiliki potensi yang besar dibandingkan dengan kelompok masyarakat lainya. Kepekaan yang tinggi terhadap lingkungan banyak dimiliki pemuda . Pemikiran kritis mereka sangat didambakan umat. Di mata umat dan masyarakat umumnya, mereka adalah agen perubahan (agent of change) jika masyarakat terkungkung oleh tirani kezaliman dan kebodohan. Mereka juga motor penggerak kemajuan ketika masyarakat melakukan proses pembangunan. Tongkat estafet peralihan suatu peradaban terletak di pundak mereka. Baik buruknya nasib umat kelak, bergantung pada kondisi pemuda sekarang ini.

Namun, potensi tinggallah potensi. Ibarat pedang yang sangat tajam, ketajamannya tidak menjadi penentu bermanfaat tidaknya pedang tersebut. Orang yang menggenggam pedang itulah yang menentukannya. Pedang yang tajam terkadang digunakan untuk menumpas kebaikan dan mengibarkan kemaksiatan, jika dipegang oleh orang yang tidak bertanggung jawab. Sebaliknya, jika berada di tangan orang yang bertanggung jawab, ketajaman pedang itu akan membawa manfaat. Demikian juga dengan potensi pemuda. Potensi yang begitu hebat itu bisa dipergunakan untuk menjunjung tinggi kebaikan, bisa juga untuk memperkokoh kejahatan dan kedurjanaan. Itulah sebabnya, begitu banyak contoh pemuda-mahasiswa yang berjasa menjadi pilar penentu kemajuan suatu peradaban, tetapi tidak sedikit di antara mereka yang mengakibatkan runtuhnya sendi-sendi peradaban, dan menghancurkan kemuliaan suatu tatanan kehidupan.

Jadi, potensi yang dimiliki oleh pemuda-mahasiswa haruslah diarahkan untuk menyokong dan mempropagandakan nilai-nilai kebaikan. Seorang pemuda muslim tentunya akan berada di garis depan untuk membela, memperjuangkan, dan mendakwahkan nilai-nilai Islam. Seorang pemuda muslim tidak layak hanya berpangku tangan dan bermalas-malasan di tengah kemunduran umat yang sangat memprihatinkan ini. Seorang pemuda muslim jangan sampai menjadi penghalang kemajuan Islam dan perjuangan kaum muslimin. Na’udzubillah.

Menyorot Realitas Pemuda-Mahasiswa Muslim Kini

Kita akui, pengaruh sistem kehidupan yang berlaku dalam suatu kurun kehidupan sangat berpengaruh terhadap pemahaman dan perilaku manusia yang hidup pada zaman tersebut. Hal ini berlaku pula bagi pemuda. Format kehidupan pemuda sekarang, sedikit banyak telah terpengaruh oleh sistem kehidupan yang berlaku sekarang, yaitu sistem demokrasi kapitalis.

Kalau memperhatikan apa yang terjadi di kampus-kampus di negeri ini, secara umum, paling tidak kita akan menemukan adanya beberapa kelompok mahasiswa muslim yang pemahaman dan kecenderungannya relatif berlainan. Citra dan cita-cita mereka juga relatif berbeda sesuai dengan landasan pemikiran yang mendasarinya.

Kelompok pertama, adalah mereka yang merasa tidak puas dengan kondisi sekarang, lalu melakukan berbagai perubahan. Mereka melihat bahwa sistem kehidupan yang berlaku sekarang hanya melahirkan penderitaan dan kesengsaraan yang berkepanjangan. Arah perubahan ynag mereka inginkan ada yang tidak terlepas dari format ideologi kapitalis, ada juga yang terpengaruh ideologi sosialis.

Haluan politik kapitalis berjalan seiring dengan format demokrasi yang mereka terjemahkan sesuai dengan kondisi di negeri ini. Kelompok demokrat ini memang lebih menginginkan agar demokrasi yang ada benar-benar ditegakkan. Isu-isu bahwa kedaulatan dan kekuasaan di tangan rakyat, bahwa rakyatlah yang paling berhak menentukan arah pemerintahan, paling sering mereka teriakkan dengan lantang. Terhadap berbagai masalah kemasyarakatan, isu hak asasi manusia (HAM) juga sering mereka jadikan bukti lemahnya penerapan demokrasi, terlepas dari paham atau tidaknya mereka akan hakekat demokrasi dan aturan produk barat lainnya.

Adapun yang terpengaruh oleh sosialis mengehendaki perubahan yang lebih radikal. Mereka menuntut perubahan tatanan kehidupan melalui revolusi. Menurut mereka, suksesi kepemimpinan mestinya segera dilakukan. Cara yang mereka lakukan tidak jarang mengarah kepada pengrusakan, dengan membangkitkan emosi massa. Kerugian akibat aksi-aksi yang mereka lakukan tidak sedikit. Berbagai isu kesenjangan sosial dan kasus kerusuhan yang melibatkan massa menjadi sarana subur untuk aksi mereka. Jurus mereka kerap kali memancing di air keruh.

Apapun alasannya, cara-cara yang ditempuh kelompok mahasiswa ini tidak bisa dibenarkan oleh Islam. Landasan perjuangan kelompok tersebut jelas tidak sesuai dengan pandangan Islam. Sebab, ide-ide sosialis ataupun kapitalis, termasuk demokrasi serta ide-ide yang terlahir darinya seperti HAM, pluralisme, dan lain-lain, merupakan pemahaman Barat yang kufur yang sangat bertentangan dengan Islam. Haram bagi kaum muslimin mengambil pemahaman dan aturan-aturan yang bukan berasal dari Islam. Allah SWT berfirman :

“Apa yang diperintahkan Rasul kepadamu maka laksanakanlah. Dan apa yang dilarangnya maka tinggalkanlah.” (Q.S. Al-Hasyr : 7)

Hal lain yang sangat kita sayangkan, tidak sedikit mahasiswa muslim yang turut mempropagandakan dan memperjuangkan paham-paham tersebut. Di antara mereka ada yang melakukannya karena ikut-ikutan saja, karena kebodohannya, dan ada juga karena memang ingin memperjuangkannya. Akibatnya, secara tidak langsung, mereka menjadi prototipe dan agen-agen Barat dalam menyebarkan paham-paham yang sebenarnya merupakan racun bagi kaum muslimin.

Kelompok kedua adalah mereka yang cuek terhadap kondisi kehidupan masyarakat. Yakni, mereka yang tidak peduli dengan penderitaan dan kesengsaraan masyarakat. Bagi mereka yang penting selamat. “Ngapain susah-susah mikirin nasib kaum muslimin yang lain. Mikirin diri sendiri aja udah susah.

Memang sistem kapitalis yang menyetir pola kehidupan sekarang melahirkan degradasi nilai-nilai kemanusiaan. Sistem ini memang berhasil memberikan nilai materi yang cukup berlimpah. Namun, ternyata keberhasilan itu hanya diraup oleh segelintir orang yang ‘kuat’, sementara mayoritas rakyat hidup dalam kesengsaraan. Lapangan pekerjaan semakin sempit, pengangguran kian membludak, dan berbagai tindak kriminal mulai menjadi wabah sosial kemanusiaan.

Kondisi seperti ini hanya akan melahirkan sistem individualis yang semakin tajam. Setiap manusia termasuk mahasiswa lalu berpikir pintas untuk ‘menyelamatkan’ diri, dan akhirnya tidak peduli dengan keadaan lingkungan. Standar perbuatan mereka adalah manfaat. Bagi mereka, yang penting bermanfaat dirinya dan tidak merugikan orang lain. Bagi mereka pacaran tidak menjadi masalah, asal tidak hamil dan tidak menimbulkan ‘masalah’. Kelompok ini memang benar-benar ingin ‘menikmati’ dan hidup tenteram dalam kondisi sekarang. Mereka tidak peduli kenikmatan hidupnya itu diraih di atas penderitaan orang lain.

Bagi kelompok mahasiswa seperti ini ‘keberhasilan studi’ merupakan cita-cita yang paling dijunjung tinggi dan senantiasa jadi haluan perjuangannya. Bagi mereka, standar keberhasilan itu adalah meraih nilai studi yang setinggi-tingginya. Sains memang cukup mereka ‘kuasai’, namun keilmuannya itu tidak berpengaruh terhadap perilaku mereka dalam kehidupan masyarakat. Dalam studinya, kelompok ini memang relatif banyak berhasil, namun mereka belum mampu memenuhi dambaan dan harapan umat.

Kehidupan mahasiswa kelompok ini hanya berkisar antara kampus dan rumah. Angan-angan mereka kalau sudah lulus kelak adalah pekerjaan yang mantap dengan gaji yang besar, istri yang cantik, fasilitas yang mewah, dan anak-anak yang lucu dan manis. “Persetan dengan lingkungan Yang penting aku, istriku, anak-anakku, dan keluargaku ‘aman’!”

Cara hidup kelompok ini jelas tidak dibenarkan oleh Islam. Dalam Islam tidak dikenal sistem kehidupan individualis. Kehidupan masyarakat dalam Islam tidak membeda-bedakan apakah seorang itu mahasiswa, pelajar, karyawan, atau lainnya. Semuanya bertanggung jawab terhadap kondisi lingkungan di sekelilingnya. Rasulullah SAW mengingatkan :

“Barang siapa bangun pagi hari dan hanya memperhatikan masalah dunianya, maka orang tersebut tidak berguna apa-apa di sisi Allah. Barang siapa tidak pernah memperhatikan urusan kaum muslimin yang lain, maka tidak termasuk golonganku”. (HR. Thabrani dari Abu Dzar Al-Ghifari)

Kelompok ketiga adalah mereka yang ‘terbius’ sehingga terjerat dan terjerumus dalam bejatnya sistem kehidupan masa kini. Sistem kapitalis yang mengagung-agungkan materi, telah mencabut nilai-nilai kehidupan lainnya, baik nilai-nilai akhlaq, kemanusiaan, dan kerohanian (agama). Korban-korban sistem ini sudah cukup bergelimpangan.

Sebagai contoh, tidak sedikit mahasiswa yang terjerumus dalam pemakaian obat-oabat terlarang. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang terjerat dalam sindikat pengedar yang berskala internasional.

Mereka yang terjerumus dalam sek bebas tidak kalah mengerikan. Hasil temuan FKM UNAIR menyebutkan bahwa pengidap AIDS sebagian besar kalangan remaja. Dari 100 responden remaja yang diteliti, FKM menyimpulkan bahwa 22,9 persen remaja usia 15 – 19 tahun telah terkena virus HIV/AIDS, sedangkan remaja usia 20 – 24 tahun yang terjangkit mencapai 77,1 persen. Tawuran remaja yang tadinya hanya merupakan trend remaja-remaja SMU, kini sudah diikuti oleh mahasiswa di perguruan tinggi. Bahkan yang sangat menggelikan sekaligus memprihatinkan mahasiswa yang notabene adalah kaum intelektula juga ada yang melakukan tawuran sesame mereka. Sungguh memalukan!

Kejadian-kejadian di atas hanya sekedar contoh kasus betapa kelompok mahasiswa yang demikian ini kondisinya sudah sangat memprihatinkan. Kasus aborsi, skandal dan jaringan seks bebas, perampokan, pembobolan bank, penodongan, dan tindak kriminal lainnya tidak jarang dilakukan oleh pemuda.

Kelompok keempat adalah kelompok pemuda yang peduli lingkungan dan sadar akan kerusakan dan kebrobokan sistem yang ada akibat tidak diberlakukannya aturan Islam dalam realitas kehidupan. Dengan pemahaman terhadap kenyataan seperti itu, disertai pendalaman terhadap tsaqofah Islam, mereka melakukan perjuangan dakwah, menyeru umat untuk kembali kepada Islam. Meskipun jumlahnya tidak terlampau besar, peranan mereka sangat diharapkan umat untuk melakukan perubahan kehidupan masyarakat ke arah yang Islami.

Alhamdulillah, di berbagai perguruan tinggi dan sekolah perkembangan mereka cukup menggembirakan. Bahwa berjilbab itu merupakan kewajiban bagi seorang muslimah sudah menjadi opini yang tidak terbantahkan lagi. Sungguh menyedihkan kalau di antara mahasiswi muslim ada yang belum paham bahwa jilbab itu wajib. Padahal, jika hal itu dilalaikan, Allah SWT akan menurunkan azab yang sangat pedih.

Begitu juga, gerakan-gerakan kebangkitan Islam cukup santer di berbagai perguruan tinggi. Gerakan keIslaman yang berasal dari Timur Tengah ataupun bercorak lokal semakin bermunculan. Semuanya menyuarakan kebangkitan Islam. Pemahaman Islam yang mereka raih bukan pemahaman yang bersifat ‘abangan’. Meskipu belajar di perguruan tinggi umum, kitab-kitab kuning yang berbahasa Arab baik dari kalangan fuqaha tempo dulu maupun para mujtahid abad 20- pun menjadi santapan keseharian mereka.

Meskipun masih terdapat berbagai perbedaan visi tentang kebangkitan dan metode yang mereka lakukan, kelompok terakhir ini merupakan kelompok dambaan ummat menuju kemuliaan hidup . Umat Islam tidak mungkin bangkit dengan mengadosi aturan-aturan yang bukan berasal dari Islam, baik dari paham kapitalis mapun sosialis.

Ketahuilah, umat Islam tidak mungkin meraih kemulaiaan kalalu umatnya hanya memperhatikan kepentingan pribadi. Islam mustahil akan muncul dari generasi-generasi yang telah “ sekarat” karena korban kedurjanaan sistem kapitalis. Islam hanya akan bangkit melalui manusia-manusia yang ikhlas mewakafkan kehidupannya demi tegaknya Islam. Islam akan jaya di tangan mereka yang memegang Islam walaupun bagai memegang bara api. Meskipun secara materi kondisi mereka terkadang menyedihkan, perjuangan mereka tak pernah rendah; karena mereka mendambakan kemuliaan surga yang dijanjikan Alloh SWT. Mereka yakin akan janji Allah SWT dalam Al-Qur’an :

“Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka”. (QS. At-Taubat : 111).

Demikianlah kondisi realita pemuda yang terlahir dan hidup pada saat ini. Citra keIslaman mereka tidak sedikit yang tererosi dan terdegradasi oleh budaya-budaya asing yang membius dan meracuni harapn dan cita-cita mereka. Cinta mereka terwarnai kasih sayang semu, cinta produk manusia. Cinta yang lahir dari nafsu demi kenikmatan sesaat. Cinta yang berakhir dalam kehampaan dan kegersangan.

Meskipun demikian, masih ada pemuda dan pemudi yang masih teguh memegang dan mempertahankan-dengan sekuat tenaga dan segala kemampuan- citra mereka yang hakiki sebagai muslim. Merekalah the real agent of change . Semoga Allah SWT senantiasa menyertai mereka. Amin Ya Robbal ‘Alamin.

Wa Allohu a’lam bi as-showab
sumber (http://oshie.wordpress.com/2008/05/23/peranan-pemuda-islam/)

Selasa, 28 September 2010


........................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................................

Rabu, 21 Juli 2010



Agama adalah sebuah kebutuhan primer dalam hidup manusia. Ia ibaratkan kompas yang membantu seorang pelaut ketika berada di samudera yang luas, bahkan lebih dari perumpamaan itu.
Agama merupakan sebuah petunjuk hidup, agar selamat hidup di dunia yang sebentar ini dan bahagia di akhirat kelak. Namun apakah semua agama mengantarkan kita ketujuan tersebut?
Islam adalah agama samawi terakhir yang diturunkan Allah, penyempurna bagi agama-agama sebelumnya yang juga dibawa oleh nabi-nabi sebelumnya.
Nah, sekarang jika kita sudah memeluk islam, apakah kita juga kita akan hidup bahagia dunia wal akhirat?
Belum tentu, jika hanya sekedar 'memeluk' tanpa mengislamkan seluruh kehidupan kita di dunia ini.
Jadi tidak cukup hanya sekedar memeluk islam saja, tapi harus mengislamkan seluruh bagian kehidupan kita.

Senin, 12 Juli 2010

Tujuan Hidup


Pernah ga terpikir kenapa kita da di muka bumi ini?, untuk apa kita dilahirkan? yang lebih jelas lagi buat apa kita hidup.

Rabu, 02 Juni 2010

Wasiat Dahsyat Penolak Kefakiran
http://www.eramuslim.com/hikmah/bisnis-jihad/wasiat-dahsyat-penolak-kefakiran.htm
02 juni 2010; 08:55pm


Islam itu sangat solutif, berbahagialah bila engkau seorang muslim, apalagi seorang muslim itu adalah enterpreuner (red. Pengusaha), kalaulah dia yakin akan jalannya, untuk berjihad di dunia melalui bisnis, tentulah dia memiliki dua ujung mata pedang dalam langkah perjuangannya, yaitu pertama : Ikhtiar yang sungguh sungguh dalam menjemput rezeki, dan kedua : Kekuatan amalan ibadah dan doa.

Kedua mata pedang tersebut saling menguatkan, kedua mata pedang tersebut menambah kekuatan keyakinan hamba atas kekuasaan Yang Maha Kuasa. Logika bisnis dan usaha kadang-kala menjadi terbalik, bahkan hasil yang di raih pun seringkali ilmu matematika ataupun indikator ekonomi tak mampu menjangkau.

“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorangpun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak ada seorangpun yang sanggup untuk melepaskannya sesudah itu. Dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS 35:2)

“Katakanlah: Sesungguhnya Tuhanku melapangkan rezeki bagi siapa yang di kehendaki Nya di antara hamba-hambaNYA dan menyempitkan bagi (siapa yang di kehendakiNya). Dan barang apa saja yang kamu nafkahkan, maka Allah akan menggantinya dan Dia lah Pemberi Rezeki yang sebaik baiknya” (QS 34:39)

Pada saat krisis tiba, niscaya mereka para pribadi muslim haruslah merasa yakin dan tetap tenang. Mereka tidak gundah atas berita yang beredar di media masa, mereka tidak turut serta menggaungkan senandung yang sama dengan kaum yang lain , mereka punya sikap yang unik dan berbeda dengan kaum yang lain, alasannya karena mereka punya keyakinan yaitu mereka memiliki ALLAH, PEMILIK SEGALA KEPUTUSAN, PEMBERI REZEKI.

Seringkali ummat islam terlupakan adanya kekuatan ujung mata pedang yang kedua ini yaitu kekuatan amalan ibadah dan doa , sebahagian ummat islam sekarang cenderung mengikuti pola manajemen barat yang serba ‘sebab akibat’ secara rasional, yang tentunya paham barat tersebut telah nyata melupakan faktor Tuhan sebagai Penentu. Walaupun sebagian mereka berhasil dalam usahanya, maka hasil kerja yang di dapat paling tidak hanya memperbanyak digit nilai materi saja, dan hampa dalam nilai keimanan serta berpeluang hilang keberkahannya, ketahuilah bila niat dan hasilnya dasarnya sudah menyimpang , hasil itu semua kelak akan nihil di hadapan Allah.

Rugi sekali bagi seorang muslim, apalagi kalangan pengusaha muslim khususnya, bila meninggalkan kekuatan yang satu ini, mereka punya Allah, mereka punya peluang doanya terkabul, mereka memiliki kesempatan yang lebih baik di banding orang kafir, kenapa kita harus tunduk kepada yang lainnya, bahkan melemahkan diri?

Banyak sekali hadist Nabi maupun kisah sahabatnya yang memberikan gambaran bagaimana seorang muslim berdoa, kesemuanya merupakan karuniaNYA agar ummat islam khususnya para pengusahanya agar memiliki pegangan dan panduan dalam melangkah di kehidupan dunia ini, menjadi pengelana yang tak akan tersesat di antara ujian kehidupan berupa kelapangan maupun kesempitan.

…………

Adalah Abdullah bin Mas’ud , salah seorang sahabat dekat Rasul SAW. Di masa Khalifah Usman bin Affan, dia menderita sakit dan terbaring di atas tempat tidurnya, Khalifah usman menjenguknya dan menyaksikan Abdullah bin Mas’ud dalam keadaan sedih.

Usman : “Apa yang membuatmu sedih?”

Abdullah : “Dosa dosaku”

Usman : “Apa yang engkau inginkan dariku, aku akan penuhi?”

Abdullah : “Saya merindukan rahmat Allah”

Usman : “Jika engkau setuju, aku akan memanggilkan tabib”

Abdullah : “Tabib hanya membuatku sakit”

Usman : “Jika engkau tak keberatan, aku akan perintahkan bendaharaku untuk memberimu harta dari baitul mal”

Abdullah : “Ketika aku amat membutuhkannya, engkau tak memberiku sesuatu, dan sekarang tatkala aku sama sekali tak membutuhkannya, engkau hendak memberikan sesuatu!”

Usman : “Pemberian itu juga hadiah untuk putri putrimu”

Abdullah : “Mereka juga tak membutuhkan sesuatu, karena aku telah berwasiat kepada mereka untuk membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, aku mendengar Rasulullah saw bersabda, “Barangsiapa yang membaca surat Al Waqi’ah setiap malam, maka dia tidak akan tertimpa kefakiran”

Nah, saudara muslimku, informasi ini sudah sampai kepada anda semua, jangan di sia-siakan , mari kita lakukan amalan ini, Insha Allah, kita mampu untuk tetap tegar dalam menghadapi ujian kehidupan ini dan niscaya Insha Allah, kefakiran pun tak akan hadir di hadapan kita semua. Dan berilah wasiat yang sama kepada orang orang yang anda cintai, agar mereka bisa seberuntung seperti yang di sabdakan Rasul SAW di atas. Amin.

mmnasution@eramuslim.com

Kamis, 22 April 2010



POndok aksara adalah sebuah impian, bagi saya. sebuah perencanaan yang coba dibuat untuk ikut andil dalam meningkatkan minat baca, awal konsepnya seperti itu, tapi ga tau sekarang gimana.
Awal mula idenya ketika saya baca sebuah novel ' Perpustakaan Ajaib Bibbi Bokken'.
Selesai baca novel tersebut timbul ide ingin punya sebuah perpustakaan. Akhirnya pengen punya sebuah/hal-hal yang berbau buku.
Dari sanalah muncul impian-impian yang pengen saya wujudkan. Walaupun sekarang masih namanya saja yang terwujud, Tapi saya yakin apa yang saya cita-citakan akan terwujud, insyaAllah.
Saya berharap semangat ini tidak hilang dimakan waktu, saya berharap kedepan ada hal-hal baru yang akan terwujud, dan yang terpenting saya yakin Allah Yang Maha Mendengar, mendengar doa saya. Amin

Jumat, 09 April 2010



Foto ini saya ambil waktu himatika unp 90 lagi ada acara talk show 'Man jadda wa jada'
di lokal perkuliahan MKU.
Terlihat sudah ada sedikit gubahan pada foto ini dari yang aslinya.

Rabu, 07 April 2010

new link

kunjungi juga:
www.forsia-fmipa-unp.blogspot.com
www.moslemicon08.multiply.com

Minggu, 28 Maret 2010

BISNIS BUKU

Berikut ini tulisan dari blogkage.wordpress.com
, bagi yang minat bisnis buku silahkan BACA.


Menakar prospek bisnis toko buku diskon

Oleh Yacob Yahya

Kebutuhan masyarakat akan buku memang seolah tak ada habisnya. Karena itulah, usaha yang satu ini tetap menjanjikan. Apalagi kalau buku-buku itu dijual dengan harga murah, pembeli bakal antre. Mari, simak seluk-beluknya.

Sore itu, Mimin, anak kelas dua SMA, kecewa karena barang yang hendak dibelinya tak kunjung ada. Sudah sekian lama dia menyelami setiap kios buku di kawasan Terban,Yogyakarta. Sebenarnya, yang diubernya hanyalah sebuah buku pelajaran biologi. Maklum, kala itu semester baru. “Stok sudah habis sejak kemarin. Saya harus segera kontak penerbitnya,” tutur Sutarti, pemilik kios buku Erty, yang terletak di kawasan Terban.

Larisnya buku yang diburu ini membuat Sutarti wajib belanja tiga kali seminggu. Bujet rata-rata sekali belanja Rp 1 juta. Seusai semester baru bagi anak sekolah, tibalah kalender baru bagi anak kuliah. Di hari-hari biasa, para murid, pengajar, aktivis,ataupun pengajar les privat juga memburu buku bacaan. Rezeki seakan tiada hentimengalir. Saat ini, setidaknya omzet Rp 300.000 bergerincing masuk ke kantongnya.”Kalau memang sedang ramai, omzet Rp 1 juta sehari juga bisa,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sutarti tak sendiri. Dengan resep harga diskon sebagai kekuatan dagang, ada 30 kios buku diskon yang hidup berderet di sepanjang jalan yang membelah gedung kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dan gedung BRI. Lahan itu disediakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menggiatkan UKM. Tak perlu biaya sewa, hanya cukup bayar karcis harian Rp 400.

Praktis, sejak lima belas tahun lalu, Sutarti hanya bermodal gerai dan stok awal sediaan. Hanya, sebagian besar buku yang disediakan adalah buku akademik atau bacaan yang “agak intelek”-semacam kajian teori sosial maupun politik. Harga buku di kiosnya sekitar puluhan ribu rupiah. “Paling mahal sekitar Rp 150.000,” tutur Sutarti sembari menunjuk buku latihan tes TOEFL.

Tak melulu seputar bangku sekolah, sebenarnya ada segmen lebih luas yang bisa digarap. Para remaja atau ibu rumah tangga tentu menyukai novel ringan, komik,atau setidaknya resep masakan. Kesempatan itulah yang ditangkap Fauzan Haryosoedigdo.

Setelah mengakhiri profesi wartawan, sejak Maret 2005 lalu, dia membuka toko buku di Jalan Haji Asnawi, Depok. Fauzan mengisi 9 x 4 meter ruangan ruko sewaannya dengan tujuh rak buku untuk memajang koleksinya. Total investasi Rp 20 juta, selain biaya sewa tahunan Rp 12,5 juta. Hanya, Fauzan mengaku, saat ini omzetnya belum sebesar omzet Sutarti.

Tak hanya kelas kios, bisnis toko buku diskon terbukti bisa berkembang menjadi toko buku besar yang menggurita. Contohnya toko buku Toga Mas. Didirikan 15 Desember 1990 oleh Johan Budhie Sava di Kota Malang, kini Toga Mas sudah berbiak menjadi sembilan gerai. Gerai-gerai itu tersebar di Malang, Yogyakarta,Semarang, Jember, Surabaya (dua toko), Bandung, Denpasar, dan Jakarta.

Tak semua gerai Toga Mas itu milik Johan. Sadar bermodal terbatas, Johan mengajak mitra untuk mendirikan toko di Denpasar, Jakarta, Bandung, serta beberapa tempat lain. Syaratnya: si mitra menyediakan bangunan siap pakai minimal seluas 100 m2. “Bangunan milik sendiri. Kalau sewa nanti hanya mikir cepat balik modal,” Johan mewanti-wanti. Walhasil, si investor harus siap-siap merogoh minima Rp 100 juta untuk sebuah toko seluas 800 m2. Gerai seluas itu membutuhkan 40 orang tenaga kerja. Asal tahu saja, gerai Toga Mas Yogyakarta mencapai 1.500 m2.

Sebagai jaringan toko buku diskon terbesar di Indonesia, kini setiap gerai Toga Mas disambangi ribuan pengunjung-dengan mendulang omzet jutaan rupiah per hari.

Lebih baik beli putus

Tertarik ingin menjajal bisnis sumber ilmu pengetahuan ini? Hal terpenting dalam memulai bisnis ini tentu saja pasokan buku yang harganya memang murah. Dengan begitu, kita bisa menjual buku dengan harga diskon.

Umumnya, toko buku diskon memperoleh pasokan buku dari para agen. Pola kerja sama dengan agen bisa berupa konsinyasi atau titipan. Dalam pola ini, si agen menitipkan buku ke gerai-gerai. Dalam jangka waktu tertentu-biasanya bulanan – si agen secara rutin memasok stok baru sambil menarik kembali sisa stok lama yang tak laku.

Keuntungannya, si pengusaha tak perlu membeli stok terlebih dahulu. Selain itu, stok tak perlu menggunung karena pihak agen rutin mengambil sisa. Namun, “Diskon yang diberikan pihak agen lebih sedikit,” tutur Sutarti. Hal ini diamini oleh Johan. Lagi pula, “Bagi pemain baru, agen penerbit masih pikir-pikir menitipkan bukunya,”sambung Johan.

Pola lain, beli putus dari agen. Dengan pola ini, pemilik toko dapat memainkan diskon yang lebih besar. Kalau memakai pola konsinyasi, agen hanya memberikan diskon rata-rata 30%. Nah, dengan beli putus, “Kami memberi potongan 35% per buku,”tutur Setiawan Budi Wibowo, agen penerbit Raja Grafindo Persada, salah satu penerbit besar di Yogyakarta. Selain diskon yang lebih besar, jika pedagang buku sudah punya hubungan baik dengan pemasok, dia tak harus membayar tunai alias bisa kredit.

Dengan diskon lebih besar dalam sistem beli putus ini, pedagang tentu bisa menjual buku dengan diskon lebih besar. “Saya bisa jualan dengan diskon 30%,” terang Sutarti. Adapun Toga Mas mematok diskon 15%-30% dari harga jual.

Namun, dalam sistem beli putus ada risiko. Yakni, jika buku tak laku, stok akan menggunung. Karena itu, umumnya pemilik toko hanya membeli buku-buku yang laris-manis di pasaran. Misalnya, buku pelajaran sekolah, kuliah, kamus, atau buku best seller.

Buku seken boleh juga

Namanya saja toko buku diskon, tentu salah satu daya tariknya terletak pada harganya yang miring. Jika ingin menservis pelanggan dengan harga supermurah, tak ada salahnya menjual buku seken. Seken bukan berarti sudah kuno, kumal, dan lecek, lo. Melainkan, sudah pernah dibaca atau setidaknya dipakai oleh pemiliknya.”Kalau jualan buku seken, saya bisa memberi diskon hingga 50%,” ungkap Fauzan.

Cuma, berbeda dengan toko buku baru yang disambangi agen, Anda kudu sedikit repot kulakan ke pasar loak. Sebulan, Anda bisa berbelanja empat kali. “Minimal saya bisa belanja Rp 6 juta sebulan,” ujar Fauzan. Buku seken yang tetap banyak peminatnya antara lain komik, novel, kumpulan resep memasak, dan hiburan.

Fauzan tetap optimistis jualan buku seken tetap berprospek. “Jika harga buku saat ini makin melonjak, buku seken bisa jadi pilihan karena murah,” ujarnya mantap.

Ada satu hal penting lagi yang harus Anda miliki jika hendak melakoni bisnis ini.”Anda harus cinta buku,” ujar Sutarti. Begitu pula pesan dari Johan dan Fauzan.Dengan begitu, Anda bisa membaca tren dan kebutuhan pasar. Yang tak kalah penting, pedagang buku jangan mengejar keuntungan besar melulu. Pertahankan harga murah, yang menjadi kekuatan utama bisnis ini.

Minggu, 10 Januari 2010

...somewhere21nov

Di malam yang tak dapat ku sentuh apapun
di saat harusnya ku terbangun
bayang yang kian dalam seakan tak sanggup ku bendung

....................................................................................
................................?

Atau adakah cara lain?

But my heart so ...



U can read it if u find the way...
.