Laman

Minggu, 18 Oktober 2015

Belajar dari balapan motoGP Australia

Andrea Ianonne. AFP/Saeed Khan // detiksport
Siang tadi saya baru saja nonton salah satu balapan motoGP yang paling seru, paling atraktif, paling menegangkan selama satu dekade ini. Balapan yang dilangsungkan di pulau Philips Island, Australia ini akhirnya dimenangkan Marq Marquez. Begitulah kira-kira gambaran tentang balapan tersebut di salah satu portal online. Saya tidak tahu apakah itu memang betul apa tidak karena saya belum cukup satu dekade menonton motoGP, tapi semenjak saya pertama kali nonton motoGP sampai sekarang, memang inilah balapan paling menegangkan, atraktif, seru dan lain apanyalah.

Kamis, 15 Oktober 2015

komen berita menarik

Sore tadi kebetulan lagi nonton teve yang acaranya berita sore, kebetulan ya. Ada berita menarik yang membuat saya tak jadi menekan tombol remote control untuk pindah chanel. Berita tentang seorang guru eSDe di Situbondo yang menghukum muridnya dengan cara disuruh telanjang (kabarnya cuma disuruh buka pakaian bagian bawah doink) di depan teman-teman sekelasnya. Gokil bro. Gokil dalam arti sebenarnya alias gila, edan. Bayangin murid disuruh memperLIHATkan bagian auratnya pada teman-teman sekelas. Yang dihukum delapan orang kabarnya, dua diantaranya adalah perempuan.

Yang bikin ga habis pikir apa ga ada cara lain yang lebih mendidik, ini sekolahan apa bukan? Coba kita bayangin jika gurunya yang ga bikin RPP misalnya disuruh buka roknya (berhubung yang beri hukuman guru perempuan) di depan sesama guru, apa ga malu? Akibat hukuman itu sebagian murid trauma dan malas datang ke sekolah karena malu.

Saya memang bukan ahli pendidikan, tapi apa yang dilakukan guru ini semua orang bisa menilai kalau itu adalah cara yang tidak tepat. Masih banyak cara-cara lain yang lebih mendidik. Oh, gurunya beralasan biar ada efek jeranya. Serius memang, bikin jera, jera sampai ke ubun-ubun. Niat gurunya baik mungkin, hanya jalannya saja yang tidak tepat.


Si Mata Empat

Pernah dengar tentunya istilah empat mata atau mata empat, istilah buat orang-orang yang pakai kacamata. Saya termasuk adalah orang yang pernah dijuliki bermata empat karena memang keseharian selama beberapa tahun belakangan ini saya selalu pakai kacamata kemana-mana. Bukan karena pengen gaya-gayaan seperti yang lagi tren sekarang, tapi memang karena mata ini tak sanggup lagi meraba jarak yang jauh.

Rabu, 14 Oktober 2015

Kabut Fog

Tatkala malam tiba ada satu hal pasti. Gelap
Tatkala malam tiba ada satu hal pasti. Tak ada matahari
Tatkala malam tiba. Jangkrik mulai ada
Tatkala malam tiba. Udara berubah sejuk
Bila malam tiba. Aku berangsur mengantuk
Bila malam tiba. Kasur terasa lebih empuk

Kemarin malam hujan turun
Rintik-rintiknya begitu deras menampar seng
Aku terjaga
Oh, ternyata aku kebelet pipis
Malam ini hujan tak turun
Aku masih terjaga

Berangsur-angsur malam menutup tirainya
Fajar pun menjelang,
menyingsing di ufuk timur
Tapi ada satu hal yang pasti
Kabut belum pergi

Seonggok Jagung ( W.S. Rendra) kritik pada pendidikan, silahkan inap2kan

Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda
Yang kurang sekolahan
Memandang jagung itu
Sang pemuda melihat lading
Ia melihat petani
Ia melihat panen
Dan suatu hari subuh
Para wanita dengan gendongan
Pergi ke pasar………………..
Dan ia juga melihat
Suatu pagi hari
Di dekat sumur
Gadis-gadis bercanda
Sambil menumbuk jagung
Menjadi maisena
Sedang di dalam dapur
Tungku-tungku menyala
Di dalam udara murni
Tercium bau kue jagung
Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda
Ia siap menggarap jagung
Ia melihat menggarap jagung
Ia melihat kemungkinan
Otak dan tangan
Siap bekerja
Tetapi ini :
Seonggok jagung dikamar
Dan seorang pemuda tamat S.L.A
Tak ada uang, tak bisa jadi mahasiswa
Hanya ada seonggok jagung dikamarnya
Ia memandang jagung itu
Dan ia melihat dirinya terlunta-lunta
Ia melihat dirinya ditendang dari discotheque
Ia melihat sepasang sepatu kenes di balik etalase
Ia melihat sainganya naik sepeda motor
Ia melihat nomer-nomer lotere
Ia melihat dirinya sendiri miskin dan gagal
Seonggok jagung ia di kamar
Tidak menyangkut pada akal
Tidak akan menolongnya
Seonggok jagung dikamar
Tak akan menolong seorang pemuda
Yang pandangan hidupnya berasal dari buku
Dan tidak dari kehidupan
Yang tidak terlatih dalam metode
Dan hanya penuh hafalan kesimpulan
Yang hanya terlatih sebagai pemakai
Tatapi kurang latihan bebas berkarya
Pendidikan telah memisahkanya dari kehidupanya

Aku bertanya :
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya akan membuat seseorang menjadi asing
Di tengah kenyataan persoalanya?
Apakah gunanya pendidikan
Bila hanya mendorong seseorang
Menjadi layang-layang di ibukota
Kikuk pulang ke daerahnya?
Apakah gunanya seseorang
Belajar filsafat,teknologi,ilmu kedokteran,atau apa saja.
Ketika ia pulang ke daerahnya,lalu berkata :
“disini aku merasa asing dan sepi”

Kenapa ada orang sukses tanpa pendidikan formal?

Tak asing lagi rasanya ketika mendengar atau membaca nama Marc Zuckerberg, orang yang mewujudkan sebuah dunia baru bernama Facebook. Satu hal yang menarik dari Marc adalah kenyataan bahwa dia DO dari kampusnya dan kemudian berhasil menjadi salah satu orang sukses di dunia ini. Dulu saya pernah ikut kuliah umum dengan seorang pengusaha sukses dari Sumbar, Basrizal Koto. Tidak tamat SD tapi sekarang dia menjadi seorang pengusaha sukses.