Laman

Minggu, 28 Maret 2010

BISNIS BUKU

Berikut ini tulisan dari blogkage.wordpress.com
, bagi yang minat bisnis buku silahkan BACA.


Menakar prospek bisnis toko buku diskon

Oleh Yacob Yahya

Kebutuhan masyarakat akan buku memang seolah tak ada habisnya. Karena itulah, usaha yang satu ini tetap menjanjikan. Apalagi kalau buku-buku itu dijual dengan harga murah, pembeli bakal antre. Mari, simak seluk-beluknya.

Sore itu, Mimin, anak kelas dua SMA, kecewa karena barang yang hendak dibelinya tak kunjung ada. Sudah sekian lama dia menyelami setiap kios buku di kawasan Terban,Yogyakarta. Sebenarnya, yang diubernya hanyalah sebuah buku pelajaran biologi. Maklum, kala itu semester baru. “Stok sudah habis sejak kemarin. Saya harus segera kontak penerbitnya,” tutur Sutarti, pemilik kios buku Erty, yang terletak di kawasan Terban.

Larisnya buku yang diburu ini membuat Sutarti wajib belanja tiga kali seminggu. Bujet rata-rata sekali belanja Rp 1 juta. Seusai semester baru bagi anak sekolah, tibalah kalender baru bagi anak kuliah. Di hari-hari biasa, para murid, pengajar, aktivis,ataupun pengajar les privat juga memburu buku bacaan. Rezeki seakan tiada hentimengalir. Saat ini, setidaknya omzet Rp 300.000 bergerincing masuk ke kantongnya.”Kalau memang sedang ramai, omzet Rp 1 juta sehari juga bisa,” ungkapnya sambil tersenyum.

Sutarti tak sendiri. Dengan resep harga diskon sebagai kekuatan dagang, ada 30 kios buku diskon yang hidup berderet di sepanjang jalan yang membelah gedung kampus Universitas Islam Indonesia (UII) dan gedung BRI. Lahan itu disediakan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk menggiatkan UKM. Tak perlu biaya sewa, hanya cukup bayar karcis harian Rp 400.

Praktis, sejak lima belas tahun lalu, Sutarti hanya bermodal gerai dan stok awal sediaan. Hanya, sebagian besar buku yang disediakan adalah buku akademik atau bacaan yang “agak intelek”-semacam kajian teori sosial maupun politik. Harga buku di kiosnya sekitar puluhan ribu rupiah. “Paling mahal sekitar Rp 150.000,” tutur Sutarti sembari menunjuk buku latihan tes TOEFL.

Tak melulu seputar bangku sekolah, sebenarnya ada segmen lebih luas yang bisa digarap. Para remaja atau ibu rumah tangga tentu menyukai novel ringan, komik,atau setidaknya resep masakan. Kesempatan itulah yang ditangkap Fauzan Haryosoedigdo.

Setelah mengakhiri profesi wartawan, sejak Maret 2005 lalu, dia membuka toko buku di Jalan Haji Asnawi, Depok. Fauzan mengisi 9 x 4 meter ruangan ruko sewaannya dengan tujuh rak buku untuk memajang koleksinya. Total investasi Rp 20 juta, selain biaya sewa tahunan Rp 12,5 juta. Hanya, Fauzan mengaku, saat ini omzetnya belum sebesar omzet Sutarti.

Tak hanya kelas kios, bisnis toko buku diskon terbukti bisa berkembang menjadi toko buku besar yang menggurita. Contohnya toko buku Toga Mas. Didirikan 15 Desember 1990 oleh Johan Budhie Sava di Kota Malang, kini Toga Mas sudah berbiak menjadi sembilan gerai. Gerai-gerai itu tersebar di Malang, Yogyakarta,Semarang, Jember, Surabaya (dua toko), Bandung, Denpasar, dan Jakarta.

Tak semua gerai Toga Mas itu milik Johan. Sadar bermodal terbatas, Johan mengajak mitra untuk mendirikan toko di Denpasar, Jakarta, Bandung, serta beberapa tempat lain. Syaratnya: si mitra menyediakan bangunan siap pakai minimal seluas 100 m2. “Bangunan milik sendiri. Kalau sewa nanti hanya mikir cepat balik modal,” Johan mewanti-wanti. Walhasil, si investor harus siap-siap merogoh minima Rp 100 juta untuk sebuah toko seluas 800 m2. Gerai seluas itu membutuhkan 40 orang tenaga kerja. Asal tahu saja, gerai Toga Mas Yogyakarta mencapai 1.500 m2.

Sebagai jaringan toko buku diskon terbesar di Indonesia, kini setiap gerai Toga Mas disambangi ribuan pengunjung-dengan mendulang omzet jutaan rupiah per hari.

Lebih baik beli putus

Tertarik ingin menjajal bisnis sumber ilmu pengetahuan ini? Hal terpenting dalam memulai bisnis ini tentu saja pasokan buku yang harganya memang murah. Dengan begitu, kita bisa menjual buku dengan harga diskon.

Umumnya, toko buku diskon memperoleh pasokan buku dari para agen. Pola kerja sama dengan agen bisa berupa konsinyasi atau titipan. Dalam pola ini, si agen menitipkan buku ke gerai-gerai. Dalam jangka waktu tertentu-biasanya bulanan – si agen secara rutin memasok stok baru sambil menarik kembali sisa stok lama yang tak laku.

Keuntungannya, si pengusaha tak perlu membeli stok terlebih dahulu. Selain itu, stok tak perlu menggunung karena pihak agen rutin mengambil sisa. Namun, “Diskon yang diberikan pihak agen lebih sedikit,” tutur Sutarti. Hal ini diamini oleh Johan. Lagi pula, “Bagi pemain baru, agen penerbit masih pikir-pikir menitipkan bukunya,”sambung Johan.

Pola lain, beli putus dari agen. Dengan pola ini, pemilik toko dapat memainkan diskon yang lebih besar. Kalau memakai pola konsinyasi, agen hanya memberikan diskon rata-rata 30%. Nah, dengan beli putus, “Kami memberi potongan 35% per buku,”tutur Setiawan Budi Wibowo, agen penerbit Raja Grafindo Persada, salah satu penerbit besar di Yogyakarta. Selain diskon yang lebih besar, jika pedagang buku sudah punya hubungan baik dengan pemasok, dia tak harus membayar tunai alias bisa kredit.

Dengan diskon lebih besar dalam sistem beli putus ini, pedagang tentu bisa menjual buku dengan diskon lebih besar. “Saya bisa jualan dengan diskon 30%,” terang Sutarti. Adapun Toga Mas mematok diskon 15%-30% dari harga jual.

Namun, dalam sistem beli putus ada risiko. Yakni, jika buku tak laku, stok akan menggunung. Karena itu, umumnya pemilik toko hanya membeli buku-buku yang laris-manis di pasaran. Misalnya, buku pelajaran sekolah, kuliah, kamus, atau buku best seller.

Buku seken boleh juga

Namanya saja toko buku diskon, tentu salah satu daya tariknya terletak pada harganya yang miring. Jika ingin menservis pelanggan dengan harga supermurah, tak ada salahnya menjual buku seken. Seken bukan berarti sudah kuno, kumal, dan lecek, lo. Melainkan, sudah pernah dibaca atau setidaknya dipakai oleh pemiliknya.”Kalau jualan buku seken, saya bisa memberi diskon hingga 50%,” ungkap Fauzan.

Cuma, berbeda dengan toko buku baru yang disambangi agen, Anda kudu sedikit repot kulakan ke pasar loak. Sebulan, Anda bisa berbelanja empat kali. “Minimal saya bisa belanja Rp 6 juta sebulan,” ujar Fauzan. Buku seken yang tetap banyak peminatnya antara lain komik, novel, kumpulan resep memasak, dan hiburan.

Fauzan tetap optimistis jualan buku seken tetap berprospek. “Jika harga buku saat ini makin melonjak, buku seken bisa jadi pilihan karena murah,” ujarnya mantap.

Ada satu hal penting lagi yang harus Anda miliki jika hendak melakoni bisnis ini.”Anda harus cinta buku,” ujar Sutarti. Begitu pula pesan dari Johan dan Fauzan.Dengan begitu, Anda bisa membaca tren dan kebutuhan pasar. Yang tak kalah penting, pedagang buku jangan mengejar keuntungan besar melulu. Pertahankan harga murah, yang menjadi kekuatan utama bisnis ini.