Laman

Sabtu, 02 April 2016

Apa benar seperti ini paham para sopir truk???

ilustrasi http://wartakota.tribunnews.com/2014/01/11/dinas-pu-dki-
tuding-truk-penyebab-jalan

"Iya kang....betul. Kami sopir truk seperti ada ilmu tak tertulis jika terjadi laka lantas maka diharapkan mending korban meninggal dari pada hidup apalagi sampai cacat"

Kalimat di atas ygm kutip dari blognya mas iwan banaran. Kalimat tersebut keluar langsung dari mulut mantan sopir truk, yang menurutnya sudah seperti doktrin. Ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan truk yang dikemudikannya dengan kendaraan lain (dalam kasus ini mungkin lebih sering dengan biker motor). Para sopir lebih mengharapkan yang bawa motor meninggal dunia dari pada hidup apalagi cacat.


Alasannya jelas dari tuntutan manajemen tempat si sopir bernaung, supaya tidak banyak keluar uang. Jikalau korbannya meninggal kompensasi cuma sekali bayar, tapi jika masih hidup apalagi diikuti cacat maka pembayaran akan terus menerus. Itu menurut mereka. ygm sendiri sebenarnya juga tidak paham2 amat masalah beginian. Tapi yang membuat ygm terhenyak ya pahamnya itu " Lebih baik meninggal dari pada hidup". Ngeri coy. Apa lagi buat ygm sendiri yang memang sering jalan naik motor. hampir tiap hari berhadapan dengan truk-truk besar di jalanan.

Mudah-mudahan apa yang ygm baca diblog iwan banaran (ini link postnya). tidak semua sopir truk punya paham seperti itu. Sopir truk tentu juga manusia, punya hati dan perasaan juga. Tak mungkinlah mereka menginginkan terjadinya hal-hal buruk semacam kecelakaan itu yang sampai merenggut nyawa orang lain. Mereka cari nafkah kita juga cari nafkah. Sing penting tetap bijaksana di jalan n tetap safety riding.