Laman

Jumat, 11 Januari 2019

Belum berjudul


Obrolan kodok menemani,
meja kayu kecil.
Dinding triplek bergandeng tembok.

Ruang biasa,
sempit dan pengap.
Terkadang dalam tekanan.
Beralas karpet dan dinginnya semen.

Kosong, kala menatap ke loteng.
Bukan tak ada loteng. Ada
Tapi mata ini yang kosong
Kosong, karna syaraf ini juga kosong

Tak ada yang bisa dilihat
Tapi hati berkata: mungkin belum.
Masih ada harapan
Kugantung disisa usia
Meski sampai tubuh ini renta.

                                  ruang biasa, 5 jan 2011

--------------------------------------------------

akan baik jika beberapa pindah ke sini
daripada terus tergolek di kertas lusuh
Tak semua, hanya yang dimau.
--------------------------------------------------

Kamis, 10 Januari 2019

Lagi, Tak Ada Judul

Kadangkala selalu ada pertanyaan seperti itu. Apa yang ditanyakan selalu sama, tak pernah berubah. Enggan rasanya untuk menjawab, namun akhirnya pita suara bergetar juga. Begitu banyak pertanyaan, kadang tak sempat menjadi bunyian di mulut, cukup tersimpan dalam benak saja. Pertanyaan-pertanyaan dan pertanyaan. Beberapa diantaranya menghapus rasa semangat, rasa optimisme seakan sirna ketika kalimat itu terbentuk. Menghilangkan rasa nikmat akan hidup.

Sesekali bertanya akan masa lampau, terkadang apa yang akan terjadi di masa yang masih rahasia Tuhan. Dan tak jarang bermenung membuat lupa bahwa masih ada hidup yang harus dijalani.

Pernah membuka keran air. Di suatu tempat, dengan dinding bercat putih. Ada tiga keran air disana, yang dibuka bersebelahan dengan tempat sampah. 

Tanpa melihat ke bawah, langsung membuka keran air hingga sebagian keluar dari jalur yang sudah ada. Dibagian jalur ada seekor semut yang terendam air. Menggapai-gapai ingin menyelamatkan diri. Jika ia mampu bicara, andai saja ia mampu menyelinapkan sebuah pikiran. Mungkin akan ada lintasan pikiran "aku akan segera mati". Tapi ia masih berusaha untuk hidupnya, segera diambil dan dipindahkan ia menjauh dari air. Seketika ada rasa bahagia, bahagia sebab telah melakukan sesuatu, meskipun kecil.

Ia memberikan energi yang membangkitkan rasa percaya. Rasa selalu optimis dalam hidup, meskipun terkadang sulit untuk bertahan dalam kondisi itu. Jadi mari berbahagia, hidup terlalu singkat untuk bersusah hati. Bukankah tujuan hidup dan setelah hidup itu untuk bahagia? bukan yang lain. 

Suatu hari ingin menjawab pertanyaan yang lain...
Jika hidup itu masih ada. 

Selasa, 01 Januari 2019

Awalan Baru, Sahabat!

Sebenarnya saya udah ngantuk, tapi enggan melewatkan momen tanggal satu di tahun 2019 ini untuk menulis sesuatu. Bahkan sesuatu yang mau saya tulis juga tak tau apa. Oh, Malam..berilah saya inspirasi..

Jauhnya jalan tak terasa andai disusuri dengan senang hati, Jauhnya hati, hati? hati-hati dengan hati..

Intermezo! saya memang kehilangan bahan untuk diketik disini, tapi mari kita sama-sama paksakan diri untuk menulis apa saja. Ya, apa saja! yang penting di awal tahun ini ada postingan di blog terlantar ini, blog yang saban hari berdebu, blog yang orang baca pun tak ada. wkwkwk (tertawa), dengan pintu berderik ketika dibuka. Semuanya, cobalah kamu bayangkan rumah telantar seperti apa. Mungkin dalam pikiran kamu macam-macam yang terbayang. Gambarannya. Ya memang kita punya bayangan sendiri, ga bisa kita maksa orang untuk sebayang-bayang dengan kita.

Semoga judul yang saya ketik tidak terlalu lebai. "Sahabat". Semoga kita semua bisa bersahabat. Dengan apa saja, sesama manusia, hewan, tumbuhan bahkan benda mati sekalipun jika memang pantas dijadikan sahabat, mari bersahabat. Ibarat kata orang dunia ini terlalu sempit untuk mencari seribu kawan dan terlalu luas untuk mencari seorang lawan (benar ga ya? koreksi kalau salah). Poinnya mari kita berbuat baik, berhati baik kepada semua orang. Saling berbagi, karena berbagi itu membawa kebahagiaan (benar ga ya?). So, sahabat. yang baca blog ini akan saya panggil sahabat. Mari kita bersahabat di tahun tahun tahun, sampai tahun itu menghilang. Semoga hidup kita indah.

Di blog ini saya lebih sering menggunakan kata "saya" dibanding aku. Ga tau juga, kecendrungannya seperti itu, mana yang enak saja.

Oke, Setiap paragraf tidak ada yang nyambung, karena tidak perlu disambung-sambung. yang penting ditulis saja. Semoga apa yang aku, kamu dan semuanya citakan tercapai. See You. Good Night.

Jumat, 09 November 2018

Nyaris 10 Tahun

Berkali kali blog ini terabaikan begitu saja. Tanpa login, bahkan sempat lupa apa password nya. Bahkan sempat ingin dibuang. Beberapa kali berganti nama. Namun entah kenapa masih bertahan sampai kini. Mungkin sudah takdirnya begitu.

Saya masih ingat blog ini saya buat tahun 2009, setelah saya baru saja membuat akun Facebook. Saya lupa apa motivasi kala itu sehingga terjadilah blog ini.

Di ruangan labor komputer matematika, saat kuliah pemrograman komputer, sekitar semester dua. Waktu itu aktivitas peronlinenan tidak semudah sekarang. Bisa online hanya saat kuliah pemrograman komputer, pergi ke warnet atau pake laptop lalu hubung ke WiFi kampus. Saat itu saya belum punya laptop. Saya sempat mencicipi punya akun Friendster, lalu muncul Facebook. Semua orangpun berbondong bondong meninggalkan Friendster.

Sekarang akses online sudah sangat mudah kali. Lewat HP saja selesai semua. Seharusnya blog ini lebih rajin post tulisan, idealnya kan begitu. Tapi kenyataan berkata lain. Contoh saja postingan ini saya tulis lewat HP setelah download aplikasi Blogger di play store. Semoga kedepannya blog ini lebih rame tulisannya.

Tak ada motivasi lain bagi saya buat blog ini selain menyalurkan apa yang saya senangi. Saya lebih mudah mengeluarkan isi pikiran lewat tulisan daripada lisan. Mungkin sebab itulah saya jadi cenderung pendiam. Bukan tak bisa bicara, kadang saya paksakan diri untuk lebih banyak bicara dalam situasi apapun.

So, yang ditulis di blog ini tak sepenuhnya baik, tapi ambil saja yang baik jika ada. Semoga bermanfaat.

Kamis, 08 November 2018

9 Nopember 2018

Hari ke sembilan di bulan nopember tahun 2018. Sudah sepuluh bulan berlalu sejak postingan terakhir saya di blog ini. Sama seperti sebelum-sebelumnya, blog ini terpinggirkan oleh oleh banyak hal yang akhirnya menghimpit apa yang dulu pernah menjadi obsesi. Tapi biarlah, mungkin sudah memang masanya seperti itu. Biarlah berjalan seperti apa maunya tanpa saya harus mengatur lagi. Btw, baru nyadar ternyata saya lebih senang menggunakan kata "Saya" daripada  "Aku".

Sabtu, 13 Januari 2018

CERITA 1000 KANCAH WAJIK HUT DHARMASRAYA 14 Bag. 2


Matahari mulai merangkak ke atas kepala. Untung saja tertutup awan, kalau tidak lengkap sudah penderitaan saat itu. Kancah-kancah teronggok di atas tungku, asap mengepul dari hasil bakaran kayu yang tak sempurna. Mata pedih, tak ada tempat untuk membuka mata dengan tenang. 

Beberapa saat lalu saya berjuang dengan teman untuk mengangkat meja dan beberapa barang lain. Ada juga wajik yang sudah siap di buat di rumah untuk dipajang nantinya. Sunggguh ajaib, di tempat seperti ini kami bisa tersesat, tak tahu arah mau dibawa kemana meja yang berat ini. Semua orang tampak sama, berbaju merah. Kecuali yang agak arah ke barat dekat GOR, mereka memakai baju hitam.

Nyaris setengah jam kami berputar-putar mencari kawan-kawan yang sedang memasak wajik. Akhirnya bertemu juga. Sebagian sedang sibuk menggoyang-goyang alat pangacau wajik agar wajiknya tidak... tidak apa? ah, saya tak tahu juga. Maklum saya tak mengerti cara membuat wajik. Saya ke sini cuma pergi menolong angkat-angkat barang saja, sambil melihat-lihat dan ambil gambar untuk dibuat video youtube.

"Cukup sekali ini saja" celoteh salah seorang teman yang tampak sedikit kecewa. Tak tahu kenapa mungkin karena asap yang begitu banyak, atau panas yang mulai terasa, atau mungkin karena tak terlihat dari pihak panitia yang menyapa.

Tanah-tanah di sekitar lokasi becek, barangkali karena semalam hari hujan dan ditambah lagi langkah kaki dari banyak orang. Akhirnya saya dan beberapa teman yang sependapat pergi dari pusat keramaian. Mojok di salah satu sudut yang teduh. Duduk dan menatap ke arah kerumunan yang sepertinya lebih ramai dari pasar.

Lama kami duduk, akhirnya kami putuskan angkat badan dan berjalan menuju teman-teman yang masih sibuk membuat wajik. Setiba di kelompok kami, mereka telah selesai membuat wajik. Wajik telah dihidangkan di atas meja. Menunggu dilihat dan ditinjau entah oleh siapa. Tapi terlihat ada beberapa orang yang mungkin panitia berseliweran dan juga terlihat beberapa orang MURI. Mungkin mereka mengecek apakah jumlah kancah wajiknya memang seribu apa tidak.

Belakangan saya baru dapat berita bahwa kancahnya mencapai dua ribuan. Entahlah saya tak tahu kebenarannya. Mungkin saja iya, mungkin saja tidak. Saya tak ikut menghitungnya.

Beberapa saat kemudian kami putuskan untuk cabut dari lokasi. "Udah nih, pulang aja lagi". sepertinya acara sudah selesai. Tak ada panduan atau apalah. Atau seperti rentetan acara. Sepertinya cuma, datang, bakar kayu, goyang-goyang dikit, diliat sekilas oleh MURI. Sudah, Pulang.

Lumayan, sekitar jam tiga sore kami baru sampai di rumah. Kedepannya semoga acara-acara seperti ini agar lebih terorganisir dengan baik, sehingga acaranya pun berjalan dengan baik dan teratur.  BTW akhirnya selamat buat kab. Dharmasraya yang akhirnya untuk pertama kali berhasil memecahkan rekor MURI.

Jumat, 12 Januari 2018

CERITA REKOR 1000 KANCAH WAJIK DHARMASRAYA Bag. 1

Seribu kancah wajik, itulah salah satu nama agenda yang ada di daftar jadwal kegiatan HUT Dharmasraya ke 14. Salah satu agenda yang baru, karena pada kesempatan sebelumnya belum pernah diadakan. Dan merupakan sala satu misi pemkab kabupaten Dharmasraya untuk membuat rekor MURI.

***


Saya bangun di pagi hari minggu seperti biasanya, tapi hari ini saya tak bisa berleha-leha, jam tujuh saya sudah berangkat mandi. Padahal hari-hari minggu sebelumnya saya kebanyakan mandi setelah zuhur mendekat. Kali ini berbeda, mungkin semua masyarakat Dharmasraya merasakan apa yang saya rasakan.

Selesai berpakain dengan setelan bewarna merah, sesuai dengan janji. Mengudap sedikit ubi jalar rebus untuk pengganjal perut, saya pergi duduk ke depan kedai. Menunggu teman. Kami janjian berangkat bersama ke GOR Dharmasraya, tempat akan diadakannya salah satu agenda besar di HUT kab. dharmasraya: "1000 Kancah wajik".

Setelah beberapa menit menunggu, teman saya pun datang. Mengobrol sebentar, lalu berangkat dengan motor ke lokasi yang berjarak sekitar lima kilometer dari rumah saya. Belum sampai ke persimpangan menuju lokasi, jalanan sudah macet. Penuh sesak oleh mobil dan motor. Namun karena kami menggunakan motor dan teman saya terbilang mahir berzig-zag ria, akhirnya tiba juga di persimpangan.

Luar binasa, macet masih mengular sampai menuju arah GOR, penuh sesak oleh moto, mobil pribadi dan pick up yang mengangkut kancah, kayu bakar, meja dan ibu-ibu berbaju basiba bewarna merah menyala. Sebuah pemandangan yang luar biasa dan membuat stress.

kami putuskan untuk menepi di warung yang ada di pinggir jalan, lebih baik  menunggu disini sampai macet reda dari pada harus ikut merayap di kemacetan. Bertemu pula kami dengan seorang teman lagi di sana dan akhirnya satu lagi, akhirnya jadi juga kami mengisi perut sambil minum teh panas yang gelasnya anyir berbau telur.

Selang beberapa waktu kemudian, mungkin satu jam. Macet belum kunjung reda. Datanglah seorang teman lagi dengan raut sedikit marah. Mungkin karena kami hanya duduk-duduk saja di kedai. dengan nada sedikit keras dia minta kami untuk menjinjing kana. kayu bakar, beberapa alat dan bahan lain menuju lokasi pembuatan wajik. Barang-barang itu ada di atas mobil pick up. Jadilah, kalau menunggu dengan mobil sejam lagi belum tentu akan sampai-sampai.

Setiba di lokasi semrawut luar binasa, orang-orang mendirikan tungku di tempat yang mereka suka, terlihat ada yang berebut juga. Separuh lagi asap sudah mulai mengepul memedihkan mata. Beberpa teman mulai tampak gelisah karena barang-barang kami belum sampai juga. Sedang kamai santai-santai saja, hehe.

Acara ini memang melibatkan semua pihak, mulai dari tingkat kecamatan, nagari, jorong, sekolah, instansi pemerintah ikut mengirim kelompok untuk membuat wajik. Bahkan ada yang mengirim lebih dari satu kelompok. Sungguh luar biasa semrawut dan ramai saat itu.

Minggu, 31 Desember 2017

Coretan Sembilan Tahun Silam

Di penghujung tahun Masehi yang berhujan ini, saya ingin melengkapi blog ini dengan sebuah coretan. Apakah puisi? atau apalah yang saya tulis sembilan tahun silam. 

__________________

Hanya sebulan
Itu tak lama
Aku kenal dia, aku kenal dia dan aku kenal dia
Hai, kamu dari mana?
Oh, kawan aku dari sana
Kulahap semua yang ada dan kau juga
Cuma sebulan
Hanya sebentar saja
Sudah akrabkah kau dengan dia?
Oh, sudah kawan baru saja kutemui dia
Kawan, kenapa matamu berair?
Oh, itu sengaja. Kutinggalkan disini untuk kenangan.
Aku akan kesana sebentar
Doakanlah hanya sebentar
Kau juga pasti kesana sebentar
Hanya sebulan saja kawan
Mengsisi ruang delapan
Ya, kan?
Artinya adakah padamu?
Disana aku dan kau menunggu.

(9 Juli 2008)

Coretan ini saya tulis kala malam gelap lampu mati, kalau diingat-ingat saya baru saja membeli sebuah buku dan itu memotivasi untuk menulis coretan di atas.
Btw, tidak ada judul saya tulis, dalam catatan yang saya simpan sudah saya beri judul. Tapi entah kenapa saya tak ingin itu saya tulis disini. Mungkin lain kali, jika saya berniat. Dan ada satu huruf yang saya hilangkan, satu huruf Kapital. Mungkin juga nanti akan saya tambahkan, jika saya berniat.

Jumat, 29 Desember 2017

Poranan

Dalam kelam larutnya malam, tetesan di pelepah daun jatuh, buyar, menyeruak kamana-mana, mana ia suka. Pecah di daun di bawahnya, menyerap, membiru-sebiru langit malam. Malam hitam legam.
Menyeruak, mengais bagian lama, bagian lama yang seakan telah hapus, Sayang tetesan menyegarkan ia lagi. Segar-sesegarnya, seakan ingin kutenggak lagi. Tenggakkan yang melemahkan sekujur badan akan sesalan. Tetesan oh tetesan larut dalam gelapnya malam. (30/12/2017)

Selasa, 26 Desember 2017

Catatan Akhir Tahun 2017

Situs alumni UNP
Tahun 2017 sudah mulai menipis. Tipis setipis-tipisnya. Hanya menyisakan empat hari saja. Itu membuat saya berpikir, tidak terlalu keras, hanya biasa-biasa saja. Ternyata saya punya umur yang makin berkurang.
Penanggalan, apakah itu Masehi ataupun Hijriah ataupun penanggalan cina, menurut saya adalah sebuah cara manusia untuk menyadari bahwa waktu itu terus berjalan. menandakan semua orang bergerak dalam dimensi waktu yang tak bisa dihentikan. Hanya kita yang bisa berhenti.

Saya terbayang akan beberapa fase dalam kehidupan, hidup yang saya jalani tentunya. Tapi tahun ini mungkin saya akan mengingat-ingat memori ketika saat kuliah. Saya teringat dengan orang-orangnya, teman satu jurusan, satu fakultas, satu komunitas, para dosen, orang-orang yang saya kenal pertama kali saat PKKMB tahun 2008. dan semuanya-dan semuanya. yang membuat saya ingin kembali ke masa itu.

Tapi itu adalah hal yang tidak mungkin, mungkin istilahnya "Move Off" atau apalah. memori masa lalu adalah masa yang akan membuat kita kembali kepada masa itu. bagi saya itulah mesin waktu. saya lihat daftar teman, buku biru, buku merah ketika masa PKKMB, buku catatan dan kuliah-sayangnya sebagian besar sudah diambil tukang barang buruak. foto-foto dan sampai mengunjungi daftar alumni kampus yang ada diwebsite.

Saya mengecek beberapa nama teman di website alumni, dan juga memilih beberapa secara acak, belum ada yang melakukan registrasi. apakah mereka tidak pernah berkunjung kewebsite itu? karena baru saya saja yang melakukan registrasi. 

Saya berharap in the next year, saya punya fase hidup yang lebih bermanfaat tidak hanya bagi saya, keluarga sanak saudara tapi juga orang banyak atau bagi siapapun dan apapun yang bersinggungan dengan saya. Semoga. Satu lagi kenangan masa lalu adalah hal cerita terbaik untuk di masa depan

Minggu, 18 Juni 2017

Asal muasal nama Gunung Medan

Tulisan terakhir saya di blog ini November tahun lalu. Wow.. lumayan ya.
Oke.

Saya ingin bercerita tentang kampung saya, tempat saya lahir, besar menjadi orang yang cukup punya akal untuk tau mana yang baik dan buruk alias baliggghh..oke. Dan hidup selama beberapa tahun disini.

Gunung Medan, jangan pikir disini ada gunung atau berdekatan dengan kota medan. itu completely salah. Dulu ketika masih sedikit ingusan saya sempat bertanya ke orang tua kenapa kampung ini diberi nama "Gunung Medan". Dan bagi saya saat sekarang, cukup masuk akal penjelasannya.

Gunung Medan, oke saya tidak akan bilang orang-orang dulu tidak bisa membedakan mana yang "Gunung" dan mana yang "bukit". Disini tidak ada gunung yang ada bukit, Sampai disini pasti paham dari mana asal kata "Gunung". Dan bukit ini sudah bisa di daki sejak dulunya, sebelum jalan yang dari kerekel itu ada juga sudah ada yang naik ke puncaknya.

Nah, ketika sampailah di puncak, sudah pasti pemandangan terhampar luas. Kamu bisa lihat apa saja, kecuali mata kamu buta, its your problem. Kata medan itu dapat dimaknakan sesuatu yang luas, sesuatu yang terbentang melepas mata memandang. oke, sampai disini tentu paham apa maksudnya.

sama seperti daerah lain, pasti ada suatu latar alias alasan yang berkaitan deangan suatu daerah sehingga daerah tersebut dinamakan seperti itu. Sedangkan manusia saja ada alasan untuk diberi nama yang melekat pada mereka.

Mungkin banyak versi-versi lainnya kenapa kampung saya ini diberi nama gunung medan. Ini versi yang saya dapat dari orang tua saya.
Oya, selain kampung saya ternyata ada daerah lain yang bernama gunung medan.
ceritanya di tulisan berikutnya.

Minggu, 27 November 2016

Menyapa Lagi.. Woi..!

Udah lama nih ga nulis lagi di blog ini, udah pada bekarat, bedebu atau mungkin dah berhantu,, hahaha.. jangan deh ya. Akhir-akhir ini hilang semangat buat nulis, ga ada tema kali, atau mungkin ga ada penyemangat.

Mudah-mudahan kedepannya lebih sering nulis di blog ini, berbagi informasi dengan teman-teman semua. tentang apa saja, apa yang ada dipikiran saya daln lain sebagainya. okeh...

Senin, 01 Agustus 2016

Sibaliho

cuma ilustrasi. sumber: cari di google
Sambil duduk-duduk di sebuah kedai di sebuah persimpangan menunggu hujan reda, pandangan tertuju pada seorang yang tersenyum di pinggir jalan. Selalu tersenyum, entah apa yang membuat dia tersenyum saya juga tidak tahu. Saya perhatikan terus, sepertinya dia tersenyum pada saya. Pandangan kami saling bertemu. Saya beralih duduk agak ke kiri, pandangannya masih tertuju pada saya, agak ke kanan, masih juga. Senyumnya tak pernah lepas.

“Coba kalau orangnya yang langsung nemplok disitu ya.”

“Hahahahaha,” tergelak lepas teman di sebelah saya. “Mana mungkin, paling ga sampai sejam sudah semaput.” “Hehehe” saya hanya ikut tertawa memikirkan apa yang baru saja terpikirkan ketika melihat baliho itu.

Baliho ini sungguh tak kenal lelah, siang dan malam berdiri terus ditempatnya. Kalau matahari sedang semangat, terpaksa berpanas-panasan, tapi tak pernah mengeluh. Tak perlu pula mencari tempat berteduh, karna memang tak bisa berjalan, kakinya cuma dari kayu. Kalau langit sedang bocor, terpaksa mandi hujan seperti anak-anak. Bedanya dia diam saja, kalau anak-anak kan kegirangan kalau mandi hujan.

Selasa, 19 Juli 2016

Mengintip Padang Panjang

Mendadak. Daripada bengong ga ada agenda di padang mending jalan-jalan ke Padang panjang. Lalu lintas amai dibeberapa titik menuju arah padang panjang sedang ke arah padang tidak terlalu ramai. Berangkat jam 9 pagi tiba jam 11.

Senin, 18 Juli 2016

Mengunjungi Kota Padang

Rabu 13 juli saya berangkat ke padang soloriding. Berhubung masih ada libur sampai tanggal 17 ya dimanfaatin aja.. Berangkat dari rumah di Gunung medan jam 8 pagi sampai di padang sekitar jam 2 lewat. Lebih 6 jam perjalanan. Semasa masih kuliah dipadang rata-rata waktu tempuh naik motor cuma lima jam, bahkan ada empat jam. Barangkali faktor umur ya, bawa motornya lebih pelan dan bnyak perhitungan. Tapi bagus itu, keselamatan lebih penting dari kecepatan.

Jumat, 01 Juli 2016

No tittle


Sudah lama tak lagi munulis di blog ini.. bukan tidak sempat, hanya gairah yang pudar dan hampir menghilang. Tenggelam oleh hal-hal yang masuk akal untuk ukuran saat ini. Seakan seperti susah untuk kembali menyeruak ke permukaan jika tak ditarik dengan paksa. beruntung rasanya saya masih punya beberpa kenangan yang mampu untuk menggerakkan jemari untuk kembali mengetik di blog ini. Kenangan yang kadang mebuat tertawa sendiri dan terbawa perasaan istilah orang sekarang baper.

Minggu, 15 Mei 2016

Shock Therapy

Panik

Jantung bagai berpacu mendahului waktu

30 menit yang lalu

Getaran di tanah membuat getaran di jantung makin memburu


Patenggangan 5E, Padang
03 Desember 2010

Minggu, 08 Mei 2016

Podium Perdana Suzuki Setelah 8 Tahun

Meskipun sedikit berbau keberuntungan, podium tiga milik Vinales untuk Suzuki Ecstar di Gp Le Mans 2016 Prancis 8 Mei kemarin cukup melepas dahaga para pecinta Suzuki. Podium terakhir Suzuki pada 2008 lalu atas nama Loris Capirossi "Capirex" di Rep. Ceko, Saat itu masih bersama Rizla Suzuki. Kemudian setelah itu tak ada lagi. Absen tahun 2012 sampai 2014 di motoGp membuat suzuki harus memulai lagi dari nol saat tahun comeback mereka ke motoGp di 2015.

Sabtu, 02 April 2016

Apa benar seperti ini paham para sopir truk???

ilustrasi http://wartakota.tribunnews.com/2014/01/11/dinas-pu-dki-
tuding-truk-penyebab-jalan

"Iya kang....betul. Kami sopir truk seperti ada ilmu tak tertulis jika terjadi laka lantas maka diharapkan mending korban meninggal dari pada hidup apalagi sampai cacat"

Kalimat di atas ygm kutip dari blognya mas iwan banaran. Kalimat tersebut keluar langsung dari mulut mantan sopir truk, yang menurutnya sudah seperti doktrin. Ketika terjadi kecelakaan yang melibatkan truk yang dikemudikannya dengan kendaraan lain (dalam kasus ini mungkin lebih sering dengan biker motor). Para sopir lebih mengharapkan yang bawa motor meninggal dunia dari pada hidup apalagi cacat.


Alasannya jelas dari tuntutan manajemen tempat si sopir bernaung, supaya tidak banyak keluar uang. Jikalau korbannya meninggal kompensasi cuma sekali bayar, tapi jika masih hidup apalagi diikuti cacat maka pembayaran akan terus menerus. Itu menurut mereka. ygm sendiri sebenarnya juga tidak paham2 amat masalah beginian. Tapi yang membuat ygm terhenyak ya pahamnya itu " Lebih baik meninggal dari pada hidup". Ngeri coy. Apa lagi buat ygm sendiri yang memang sering jalan naik motor. hampir tiap hari berhadapan dengan truk-truk besar di jalanan.

Mudah-mudahan apa yang ygm baca diblog iwan banaran (ini link postnya). tidak semua sopir truk punya paham seperti itu. Sopir truk tentu juga manusia, punya hati dan perasaan juga. Tak mungkinlah mereka menginginkan terjadinya hal-hal buruk semacam kecelakaan itu yang sampai merenggut nyawa orang lain. Mereka cari nafkah kita juga cari nafkah. Sing penting tetap bijaksana di jalan n tetap safety riding.

Rabu, 30 Maret 2016

Fix 20 tahun #46 @motogp

foto dari tmcblog.com
Bagi yang hobi nonton balap motor pasti tahu dengan Valentino Rossi, bahkan bagi yang tak suka sekalipun paling tidak pernah mendengar nama itu, melihatnya di tivi, koran dan iklan2 yang berbau otomotif terlebih roda dua.

Bagi saya sendiri memang sempat menyenangi aksi Vale di arena balap, entah kenapa. Mungkin karena lebih terbawa arus, karena memang sebelum mengenal balap motor (MotoGp/dulu disebut GP500) lebih dulu mengenal Valentino Rossi. Makanya ketika pertama kali nonton Motogp, pembalap satu-satunya yang sudah sy tahu ya si Vale.

Hari ini tanggal 31 maret 2016, kenapa saya tetiba tertarik menulis tentang Vale karena tepat tanggal ini 20 tahun yang lalu adalah awal dari kisah si Vale berkecimpung di ajang balap motor paling wahid sedunia. Tepatnya di sirkuit Lama Syah Alam Malaysia.

Rabu, 09 Maret 2016

Gerhana MT 9 Maret 2016

Pagi-pagi sekali saya sudah bangun. Karena hari ini hari yang berbeda, hari yang langka. Hari terjadinya gerhana matahari total yang akan terjadi lagi selang 33 tahun berikutya. sebuah momen yang sayang untuk dilewatkan.

Namun sayang sekali langit ditempeli awan-awan tebal. matahari yang ditunggu-tunggu tak tampak. akhirnya hanya bisa menyaksikan lewat siaran tivi. meskipun terlihat jelas di tivi tapi sensasinya tentu berbeda ketika menyaksikan secara langsung.