Laman

Minggu, 31 Desember 2017

Coretan Sembilan Tahun Silam

Di penghujung tahun Masehi yang berhujan ini, saya ingin melengkapi blog ini dengan sebuah coretan. Apakah puisi? atau apalah yang saya tulis sembilan tahun silam. 

__________________

Hanya sebulan
Itu tak lama
Aku kenal dia, aku kenal dia dan aku kenal dia
Hai, kamu dari mana?
Oh, kawan aku dari sana
Kulahap semua yang ada dan kau juga
Cuma sebulan
Hanya sebentar saja
Sudah akrabkah kau dengan dia?
Oh, sudah kawan baru saja kutemui dia
Kawan, kenapa matamu berair?
Oh, itu sengaja. Kutinggalkan disini untuk kenangan.
Aku akan kesana sebentar
Doakanlah hanya sebentar
Kau juga pasti kesana sebentar
Hanya sebulan saja kawan
Mengsisi ruang delapan
Ya, kan?
Artinya adakah padamu?
Disana aku dan kau menunggu.

(9 Juli 2008)

Coretan ini saya tulis kala malam gelap lampu mati, kalau diingat-ingat saya baru saja membeli sebuah buku dan itu memotivasi untuk menulis coretan di atas.
Btw, tidak ada judul saya tulis, dalam catatan yang saya simpan sudah saya beri judul. Tapi entah kenapa saya tak ingin itu saya tulis disini. Mungkin lain kali, jika saya berniat. Dan ada satu huruf yang saya hilangkan, satu huruf Kapital. Mungkin juga nanti akan saya tambahkan, jika saya berniat.

Jumat, 29 Desember 2017

Poranan

Dalam kelam larutnya malam, tetesan di pelepah daun jatuh, buyar, menyeruak kamana-mana, mana ia suka. Pecah di daun di bawahnya, menyerap, membiru-sebiru langit malam. Malam hitam legam.
Menyeruak, mengais bagian lama, bagian lama yang seakan telah hapus, Sayang tetesan menyegarkan ia lagi. Segar-sesegarnya, seakan ingin kutenggak lagi. Tenggakkan yang melemahkan sekujur badan akan sesalan. Tetesan oh tetesan larut dalam gelapnya malam. (30/12/2017)

Selasa, 26 Desember 2017

Catatan Akhir Tahun 2017

Situs alumni UNP
Tahun 2017 sudah mulai menipis. Tipis setipis-tipisnya. Hanya menyisakan empat hari saja. Itu membuat saya berpikir, tidak terlalu keras, hanya biasa-biasa saja. Ternyata saya punya umur yang makin berkurang.
Penanggalan, apakah itu Masehi ataupun Hijriah ataupun penanggalan cina, menurut saya adalah sebuah cara manusia untuk menyadari bahwa waktu itu terus berjalan. menandakan semua orang bergerak dalam dimensi waktu yang tak bisa dihentikan. Hanya kita yang bisa berhenti.

Saya terbayang akan beberapa fase dalam kehidupan, hidup yang saya jalani tentunya. Tapi tahun ini mungkin saya akan mengingat-ingat memori ketika saat kuliah. Saya teringat dengan orang-orangnya, teman satu jurusan, satu fakultas, satu komunitas, para dosen, orang-orang yang saya kenal pertama kali saat PKKMB tahun 2008. dan semuanya-dan semuanya. yang membuat saya ingin kembali ke masa itu.

Tapi itu adalah hal yang tidak mungkin, mungkin istilahnya "Move Off" atau apalah. memori masa lalu adalah masa yang akan membuat kita kembali kepada masa itu. bagi saya itulah mesin waktu. saya lihat daftar teman, buku biru, buku merah ketika masa PKKMB, buku catatan dan kuliah-sayangnya sebagian besar sudah diambil tukang barang buruak. foto-foto dan sampai mengunjungi daftar alumni kampus yang ada diwebsite.

Saya mengecek beberapa nama teman di website alumni, dan juga memilih beberapa secara acak, belum ada yang melakukan registrasi. apakah mereka tidak pernah berkunjung kewebsite itu? karena baru saya saja yang melakukan registrasi. 

Saya berharap in the next year, saya punya fase hidup yang lebih bermanfaat tidak hanya bagi saya, keluarga sanak saudara tapi juga orang banyak atau bagi siapapun dan apapun yang bersinggungan dengan saya. Semoga. Satu lagi kenangan masa lalu adalah hal cerita terbaik untuk di masa depan

Minggu, 18 Juni 2017

Asal muasal nama Gunung Medan

Tulisan terakhir saya di blog ini November tahun lalu. Wow.. lumayan ya.
Oke.

Saya ingin bercerita tentang kampung saya, tempat saya lahir, besar menjadi orang yang cukup punya akal untuk tau mana yang baik dan buruk alias baliggghh..oke. Dan hidup selama beberapa tahun disini.

Gunung Medan, jangan pikir disini ada gunung atau berdekatan dengan kota medan. itu completely salah. Dulu ketika masih sedikit ingusan saya sempat bertanya ke orang tua kenapa kampung ini diberi nama "Gunung Medan". Dan bagi saya saat sekarang, cukup masuk akal penjelasannya.

Gunung Medan, oke saya tidak akan bilang orang-orang dulu tidak bisa membedakan mana yang "Gunung" dan mana yang "bukit". Disini tidak ada gunung yang ada bukit, Sampai disini pasti paham dari mana asal kata "Gunung". Dan bukit ini sudah bisa di daki sejak dulunya, sebelum jalan yang dari kerekel itu ada juga sudah ada yang naik ke puncaknya.

Nah, ketika sampailah di puncak, sudah pasti pemandangan terhampar luas. Kamu bisa lihat apa saja, kecuali mata kamu buta, its your problem. Kata medan itu dapat dimaknakan sesuatu yang luas, sesuatu yang terbentang melepas mata memandang. oke, sampai disini tentu paham apa maksudnya.

sama seperti daerah lain, pasti ada suatu latar alias alasan yang berkaitan deangan suatu daerah sehingga daerah tersebut dinamakan seperti itu. Sedangkan manusia saja ada alasan untuk diberi nama yang melekat pada mereka.

Mungkin banyak versi-versi lainnya kenapa kampung saya ini diberi nama gunung medan. Ini versi yang saya dapat dari orang tua saya.
Oya, selain kampung saya ternyata ada daerah lain yang bernama gunung medan.
ceritanya di tulisan berikutnya.