Andrea Ianonne. AFP/Saeed Khan // detiksport |
Siang tadi saya baru saja nonton salah satu balapan motoGP yang paling seru, paling atraktif, paling menegangkan selama satu dekade ini. Balapan yang dilangsungkan di pulau Philips Island, Australia ini akhirnya dimenangkan Marq Marquez. Begitulah kira-kira gambaran tentang balapan tersebut di salah satu portal online. Saya tidak tahu apakah itu memang betul apa tidak karena saya belum cukup satu dekade menonton motoGP, tapi semenjak saya pertama kali nonton motoGP sampai sekarang, memang inilah balapan paling menegangkan, atraktif, seru dan lain apanyalah.
Dikatakan seru, atraktif dan menegangkan karena selama proses balapan dari mulai start sampai finis penonton disuguhi aksi-aksi saling overtaking diantara pendekar-pendekar lintasan balap paling bergengsi di dunia ini. Terutama sekali di barisan depan pemimpin balapan yang melibatkan Jorge Lorenzo, Marq Marquez, Andrea Ianonne dan sang Legend Valentino Rossi.
Keempatnya saling melakukan aksi overtaking untuk mendapatkan posisi terbaiknya. Mereka berjuang dengan gigih untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan (Impian) yaitu kemenangan, finis paling depan, no. 1. Dalam rangka untuk mendapatkan itulah mereka melakukan aksi saling susul dari awal balapan sampai finis. Kenapa disebut ini balapan paling seru karena memang intensitas aksi overtaking alias menyusul lawan lebih sering dari balapan-balapan sebelumnya. Bisa dikatakan ini "sangat sering". Dan itulah yang membuat mata para penonton tak lepas dari layar TV-nya, jantung berdegup-degup melihat pembalap idolanya bertarung. Atau mungkin bagi mereka yang langsung melihat di sirkuit akan lebih lagi sensasinya.
Oke, itu adalah bagian dari hiburannya. Sekarang bagian pelajarannya, bagian hikmahnya. Para pembalap motoGP tahu bahwa yang akan menjadi juara 1 hanya satu pembalap, sang pemenang hanya ada satu. Dan mereka bertarung habis-habisan untuk mendapatkan kemanangan itu. Terlepas apakah mereka mendapatkan kemenangan itu atau tidak yang jelas mereka telah berjuang dengan gigih untuk mendapatkannya. Meskipun tidak mendapatkan posisi pemenang mereka tidak akan menyesal karena mereka telah berusaha dengan gigih. Mereka telah melakukan proses yang indah. Tidak hanya indah bagi mereka tapi juga bagi yang melihatnya. Seperti yang diucapkan Andrea Ianonne setelah balapan, "Saya puas, karena saya bertarung melawan pembalap-pembalap hebat di kelas ini".
So, kamu apa keinginan (impian)-nya?
Tidak ada komentar:
Posting Komentar