Laman

Rabu, 29 Juni 2011

Indonesia Terus Perjuangkan Kemerdekaan Palestina


REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Indonesia mendukung penuh perjuangan kemerdekaan bangsa Palestina. Demikian dikatakan Ketua MPR Taufik Kiemas, saat membuka acara Asia Pacific Community Conference for Palestina di Jakarta Convention Center, Rabu (29/6). Menurut Taufik, Palestina adalah satu-satunya negara di era modern yang tanahnya dirampas Zionis Israel. Dan tindakan blokade sandang, pangan, dan papan oleh Israel telah mengakibatkan kehancuran infrastruktur dan sistem kehidupan masyarakat Palestina. "Dampak pendudukan Israel sangat dahsyat, sebab menyebabkan puluhan ribu warga tewas dan terusir dari rumahnya," ujarnya. Bahkan, lanjut Taufik, sebagian besar korban itu adalah wanita dan anak-anak yang harus mengalami nasib tragis. “Indonesia mendukung kemerdekaan Palestina dan menuntut berakhirnya penjajahan Israel," tegasnya. Politisi senior PDIP ini menegaskan, Indonesia sangat menentang segala bentuk penjajahan di atas dunia, seraya merujuk Pembukaan UUD 1945. Karena setiap negara punya hak untuk merdeka dan penjajahan harus dihapuskan. Dan bangsa Indonesia ikut serta mendukung kemerdekaan Palestina di berbagai pertemuan internasional. Salah satunya, pada Sidang Umum PBB September 2011 mendatang. Dukungan Indonesia, kata suami mantan Presiden Megawati ini, bukan semata-mata karena kesamaan agama. Melainkan lebih pada semangat perjuangan pembebasan penjajahan dunia. "Indonesia selalu memperjuangkan hak dasar dan berdirinya negara Palestina. Dan Indonesia mengutuk keras segala bentuk pembantaian yang dilakukan militer Israel di tanah suci Palestina!" Walau demikian, kemerdekaan Palestina dapat terwujud jika pengakuan secara de jure datang dari Dewan Keamanan PBB. Saat ini ada 104 negara yang telah mengakui kemerdekaan Palestina, dan 150 negara memiliki hubungan diplomatik. Indonesia menginginkan semua anggota PBB mendukung Palestina jadi anggota penuh PBB, serta mendesak Israel mengakui pembentukan negara Palestina sesuai dengan perjanjian perbatasan pada 1967.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar