Beberapa hari belakangan ini
banyak sekali sales yang datang kerumahku menawarkan produknya. Tidak hanya
datang tapi juga membombardir telingaku lewat layar kaca, lewat speaker radio.
Ada juga yang menyapaku di pinggir-pinggir jalan, di tiang listrik, hingga di pohon
pelindung di tepi jalan.
***
Sayup sayup terdengar suara ”orang
seperti inikah yang akan kau pilih?” aku celingukan. Tak ada seorangpun di
jalanan itu, lalu dari mana datangnya suara itu? Aku membatin dalam hati.
Kemudian suara itu muncul lagi. “Hei, aku disini. Apakah kamu tidak bisa
melihatku?” pohon yang telah kulewati bergerak-gerak, bagian kulitnya yang
terkelupas seperti mulut yang sedang berbicara. “tidakkah kau meliahat benda
yang ditancapkan dikeningku ini?” aku mendongak dan melihat sebuah gambar orang
berjas dan berdasi dengan kata-kata meminta mencoblos nomor tertentu. Kemuadian
orang dalam gambar itu melambaikan tangannya padaku. “Orang seperti inikah yang
akan kau pilih?” pohon itu terus bertanya. Aku diam saja, dan segera beranjak
dari tempat itu, meninggalkan pohon aneh yang terus berceloteh.
Aku tiba di persimpangan jalan.
“Hai..” seseorang seperti menyapaku, aku mendongakkan kepala dan benar saja
seorang perempuan sedang melambaikan tangannya dalam sebuah bilboard besar yang
membelah di atas jalanan. “Besok pilih aku ya jangan lupa lho...” mengakhiri
kalimatnya dengan menyipitkan sebelah mata, “Ting!” ucapku. Kubiarkan saja
perempuan itu terus berceloteh. Perempuan itu terus berceloteh pada orang-orang
lewat yang memandanginya.
Setelah melewati persimpangan aku
segera menyetop sebuah angkutan kota yang akan membawaku pulang ke rumah.
Angkutan kota itu segera menepi berbelok tajam ke arahku tanpa menghiraukan
pengendara motor yang ada di belakangnya. Terdengar pengendara itu melontarkan
sumpah serapah dari muncungnya dan sopir angkutan kota itu pun tak mau
ketinggalan menyapa dengan sumpah serapah.
Aku naik ke angkutan kota dan
duduk di dekat pintu. Dentuman musik dengan speaker bass besar menhentak
memukul-mukul gendang telingaku, angkutan kota ini sudah berubah menjadi
diskotik jalanan. Disela-sela dentuman bass terdengar sayup-sayup seseorang
seperti menyapaku. Awalnya aku tak begitu yakin tapi ketika kutolehkan mata ke arah
daun pintu angkutan kota itu seseorang berpakaian necis mengacungkan tinjunya
padaku. “Ayo, saatnya perubahan!” orang itu berteriak dengan wajah semangat
yang terkesan dipaksakan padahal wajahnya terlihat sudah bergelombang dimakan
usia, tanda-tanda waktu berjalan berenang renang di wajahnya. Kubiarkan saja
dia terus berteriak-teriak, suara dentuman bass lebih menarik telingaku.
Kusunggingkan sedikit senyum pada laki-laki yang lengket di daun pintu itu
ketika turun di depan rumahku. Kugores wajahnya dengan koin yang akan kubayar
untuk ongkos. Apa yang kulakukan? Pikirku.
Badan yang terasa lelah minta
segera direbahkan. Kuhidupkan kipas angin yang menggelantung di loteng,
berputar putar seakan terpaksa mengeluarkan suara berdecit-decit. Decit-decit
kipas angin memebawaku terbang, angin menerpa wajahku memebuat lelah yang
menempel seperti daki di badan terkelupas dan terbang berhamburan ditiup angin.
Tiba tiba terpaan angin seperti mereda, decit-decit kipas angin terdengar lagi
semakin lama seperti suara ketukan di daun pintu rumahku.
Benar saja ada seseorang yang
mengetuk pintu rumahku dan itu membuatku terbangun, dengan perasaan malas aku
bangun dan melangkah membukakan pintu. Seorang berdiri di depanku dengan
membawa sesuatu, orang itu berbicara padaku. “Ini pak inshaAllah pilihan
terbaik”. Orang itu menyodorkan gambar seorang laki-laki, menunggu aku
meraihnya. Laki-laki dalam gambar itu mengucapkan sesuatu “berceloteh” tapi
karena masih ingin segera tidur aku tidak terlalu menghiraukannya. Lelaki di depanku
yang mengantarkan wajah laki-laki ini juga ikut-ikutan berceloteh, kubiarkan
saja hingga lelaki itu diam dan minta izin pergi. Meminjam kalimat yang pernah
di ucapkan dosenku waktu mengikuti kuliahnya beberapa tahun lalu, “ini namanya
celoteh kuadrat”. Kututup pintu untuk segera kembali menerbangkan lelah.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar