teman_kecil_yg_terlupakan |
Ini namanya penjepit. Penjepit kertas-karena memang lebih
sering digunakan untuk menjepit kertas. Dan saya memanggilnya seperti itu,
mungkin bisa saja ada panggilan lainnya. Untuk menjepit benda-benda lainnya
juga bisa, bahkan bila mau menjepit telingapun bisa dengan ini. Jadi teringat
dengan main ampok-ampok-an jaman dulu, kalau kalah dijepit area sekitar wajah,
langganannya hidung dan telinga dijepit dengan penjepit jemuran. Bisa saja
penjepitnya diganti dengan yang satu ini.
Kalau buat para mahasiswa, spesiali buat mahasiswa tahun
akhir akrab dengan benda yang satu ini, tapi tak begitu ter-perhatikan dengan
jeli karena terlampok oleh ke-stresan mengejar-ngejar dosen pembimbing dan
urusan-urusan lainnya.
Padahal kalau dipikir-pikir fungsinya bisa sangat penting
sekali. Bayangkan saja draft proposal penelitian ataupun perbaikan-perbaikan
yang akan ditunjukkan ke dosen pembimbing itu kadang tebalnya bisa menghampiri
tebalnya novel Harry Potter. Kalau mau diklip tak ada rasanya klip untuk
tumpukan kertas setebal itu, kalau mau dijilid ya ga mungkinlah, skripsi atau
TA saja belum tentu di Acc dah dijiid aja. So, penjepit itulah solusi tepatnya.
Belakangan saya sering baca skripsi maupun TA mahasiswa yang
sudah lebih dulu wisuda. Pas di halaman ucapan terima kasih ataupun persembahan
belum ada secuil katapun yang saya temukan guna menyiratkan apresiasi untuk
benda satu ini, umumnya lebih banyak untuk orang-orang yang dekat dengan
penulis skripsi atau TA itu sendiri dan benda-benda terdekatnya seperti komputer,
laptop bahakan printer tapi tidak untuk penjepit kertas.
Ya kadang-kadang memang seperti itulah, karena pikir dan
rasa sudah terpenuhi dengan hal-hal yang membuat tertekan, hal-hal kecil yang
begitu membantu dapat terabaikan begitu saja. Meskipun murah dan kecil ucapkanlah
terimakasih buat objek satu ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar